1984 By George Orwell

Penerbit : Penguin Books

Tebal : 311 Halaman

There were four ministries the government was divided. The Ministry of Thruth concerned itself with news, entertainment, education and fine arts. The Ministry of Peace concerned itself with war. The Ministry of Love, which maintain law and order. And the Ministry of Plenty, which was responsible for economic affairs. Their names, in Newspeak : Minitrue, Minipax, Miniluv and Miniplenty.

For me, this book is an epic. An absolute masterpiece. A book that accurately translate collective human nature greediness over power. Nomor satu di daftar my best book of all time.

Tokoh utama kita, Winston Smith bekerja di Ministry of Truth alias Minitrue. Winston tinggal di kota yang dulunya bernama London, dan kini disebut Airstrip One di suatu negara yang bernama Oceania. Di tahun 1984 di masa Winston hidup, kekuatan Dunia terbagi menjadi tiga bagian. Oceania, Eurostasia dan Eastasia yang terus menerus berperang satu sama lain.

Ocenia dipimpin oleh suatu figur maha besar bernama “Big Brother”. Poster wajah Big Brother tertempel dimana-mana di seluruh tempat umum, dengan slogan khasnya “Big Brother is watching you”. Secara harfiah memang di dunia Winston pergerakan setiap orang terpantau melalui telescreen dan hidden microphone yang tersembunyi di mana-mana. Bahkan ketika anda berada di WC pun pergerakan anda terpantau telescreen. Privacy is a mere fantasy.

Struktur masyarakat terbagi menjadi tiga bagian rigid. Inner Party adalah masyarakat dengan kekuatan paling atas yang menentukan kebijakan dan aturan. Outer Party adalah common people seperti Winston, para pekerja. Dan satu lagi adalah The Proles, masyarakat kumuh yang derajatnya nyaris disamakan dengan binatang. The Proles are inhuman.

Setiap pemikiran untuk menghianati kebijakan Big Brother termasuk dalam kategori kejahatan. Cara bergerak, mimik wajah bahkan igauan dalam tidur pun bisa dijadikan bukti kejahatan terhadap negara. Catatan sejarah telah seluruhnya ditulis ulang sesuai dengan kepentingan partai dan dapat terus menerus diganti dan ditulis ulang jika dibutuhkan. Anak dididik untuk mematai orang tuanya dan menyerahkan orang tuanya ke partai sebagai penghianat jika melakukan tindak tanduk yang mencurigakan.

Suatu hari ketika berjalan di sekitar daerah kumuh, Winston secara spontan membeli sebuah buku harian kosong. Buku harian tersebut memancing pemikiran-pemikiran yang selama ini terendap di kepala Winston. Semua doktrin dari Big Brother adalah suatu kebohongan. Apakah hanya ia yang memiliki ingatan akan hal ini? Maka Winston pun memutuskan untuk menulis di buku harian tersebut untuk mendokumentasikan pemikirannya. Winston pun menulis..

To the future or to the past, to a time when thought is free, when men are different from one another and do not live alone-to a time when truth exists and what is done cannot be undone.

From the age of uniformity, from the age of solitude, from the age of Big Brother, from the age of doublethink-greetings!

Sebuah langkah yang sangat berani mengingat pada saat itu sekedar “pemikiran” dapat dianggap sebagai sebuah kejahatan besar. Semakin banyak Winston berfikir dan menulis, semakin ia merasa gelisah. Satu orang tidak mungkin melawan seisi dunia.

Kemudian Winston bertemu dengan Julia, anggota Outer Party yang tadinya Winston kira adalah seorang mata-mata alias Thought Police yang sedang berusaha untuk menangkapnya. Sampai suatu ketika dengan usaha yang hati-hati Julia berhasil menyelipkan secuil kertas yang bertuliskan “I Love You”.

Bagaikan permainan Cat and Mouse mereka berdua berusaha keras menciptakan pertemuan-pertemuan di tempat-tempat tersembunyi. Pertemuan dengan Julia menimbulkan pemikiran-pemikiran baru dalam kepala Winston. Bahwa dahulu, di suatu masa, personal loyalty adalah sesuatu yang berharga. Rasa sayang dan ingin melindungi antara satu manusia dengan manusia yang lain adalah nyata. Di suatu saat di masa lalu. Sebelum diganti oleh idiologi Big Brother dimana kesetiaan dan cinta hanya boleh didedikasikan pada Big Brother. Winston menyadari bahwa anggota partai lah yang bukan manusia. The Proles dengan kebebasannya jauh lebih “manusia” daripada mereka.

Being a minority, even a minority of one, did not make you mad. There was truth and there was untruth, and if you clung to the truth even against the whole world, you were not mad.

Winston dan Julia kemudian bertemu dengan O’Brien. Seseorang yang mereka kira adalah seorang sekutu. Apakah mereka akan berakhir bahagia? Of course not. Winston dan Julia akhirnya  tertangkap dan mengalami penyiksaan demi penyiksaan. U see, seorang yang tertangkap karena pemikirannya tidak serta merta dihukum mati, mereka harus melalui serangkaian cuci otak untuk mengubah 180 derajat pemikiran mereka sehingga segaris dengan partai, baru kemudian dibunuh atau dilepaskan sesuai dengan kepentingan. Lalu apa akhir bagi Winston dan Julia? Hhhhh.. Cukup getir.. After all this Big Brother society is too well-constructed to break apart in the face of one man’s resistance..

And the people under the sky were also very much the same-everywhere, all over the world, hundreds of thousands of millions of people just like this, people ignorant of one another existence, held apart by walls of hatred and lies, and yet almost exactly the same-people who had never learned to think but who were storing up in their hearts and bellies and muscles the power that would one day overturn the world.