Sarah’s Key By Tatiana De Rosnay

Penerbit : Elex Media Komputindo

Tebal : 329 Halaman

Alih Bahasa : Lily Endang Joeliani

Holocaust. Saya tidak pernah bisa mengerti peristiwa itu. Bagaimana suatu negara tunduk kepada mass madness. Bagaimana suatu ras percaya betul bahwa dirinya lebih unggul daripada ras lain. Berkali-kali saya menonton film tentang kejadian tersebut, membaca dan menonton biografi Hitler. It still didn’t make sense to me. Then again, there are no sense in genocide.

Buku ini juga menambah pengetahuan saya tentang posisi Perancis pada tahun-tahun itu terutama tentang operasi Vel d’Hiv yang terjadi pada tahun 1942 di Paris.

Sarah bersama Ayah, Ibu dan adik laki-lakinya yang berumur 4 tahun pada saat itu tinggal di kota Paris. Sarah tidak mengerti mengapa belakangan ini kehidupan mereka berubah. Tidak boleh pergi ke kolam renang umum, teman-teman yang tiba-tiba menjauhi mereka, jam malam, dan mengapa di baju mereka harus disematkan tanda bintang.

Suatu malam polisi perancis mengetuk pintu apartemen keluarga Sarah dan memerintahkan mereka untuk pergi bersama para polisi. Sarah memutuskan untuk menyembunyikan adiknya dalam lemari kayu karena mengira mereka tidak akan pergi dalam jangka waktu yang lama. Sarah mengunci lemari tersebut dan berjanji pada adiknya bahwa dia akan segera kembali.

Alangkah terkejutnya Sarah ketika mendapati kenyataan bahwa dia bersama ribuan orang lainnya ternyata dikumpulkan di suatu stadiun tertutup tanpa supply makanan, air minum, sarana dan fasilitas yang layak. Hari demi hari berganti dengan penuh penderitaan. Sarah menyaksikan orang-orang yang mulai kehilangan akal, tangisan, kemarahan, keputusasaan. Sarah teringat akan janjinya pada adiknya. Ia telah ingkar janji. Bagaimana dengan nasib adiknya. Masih hidupkah adiknya?

Lalu cerita beralih ke tahun 2002, kepada seorang perempuan amerika bernama Julia Jarmond yang telah lama menetap dan berkeluarga di Paris. Julia adalah seorang jurnalis untuk majalah amerika yang terbit di Paris. Suatu saat Julia diberi penugasan untuk meliput peringatan 60 tahun peristiwa Vel d’Hiv.

Alangkah terkejutnya Julia ketika mengetahui bahwa tidak banyak masyarakat Paris yang mengetahui tentang peristiwa ini. Dimana lebih dari 10.000 orang Yahudi di Paris dikumpulkan oleh polisi-polisi Perancis, atas perintah Jerman untuk kemudian dikirimkan bagai ternak ke kamp Auschwitz dan kemudian dimusnahkan disana. Ketika mengetahui bahwa masa lalu keluarga suaminya terkait, maka Julia bertekad untuk menyelidikinya hingga tuntas.

Narasi yang bergantian antara Sarah dan Julia membuat buku ini mengasyikan untuk dibaca dan ceritanya terasa mengalir. Cerita tentang Sarah begitu mencekam. Transformasi Sarah dari seorang anak perempuan innocence berumur 10 tahun ke anak yang terlalu cepat dewasa karena mengalami penderitaan berat tergambarkan dengan sangat baik. Sarah yang pada awalnya digambarkan sebagai seorang anak yang positive thinking, pada akhirnya menjadi bitter dan penuh dengan kemarahan yang tertahan.

Sebenarnya saya berharap buku ini lebih banyak menceritakan tentang Sarah. Agak kecewa ketika di pertengahan buku cerita tentang Sarah tiba-tiba berhenti dan beralih full kepada Julia. Julia ini agak sedikit self centered menurut saya. Walaupun maksudnya baik, mencari kebenaran, tetapi caranya agak kurang pertimbangan akan apa dampak yang mungkin diakibatkan pada orang-orang yang terkait. Saya lebih menyukai karakter anak perempuannya Julia, Zoe yang terlihat lebih wise daripada Ibunya.

Anyway, buku ini definitely worth to read! Banyak pengetahuan baru dan memang, sejarah kelam itu tidak seharusnya diabaikan dan ditutup tutupi. Tepuk tangan untuk Tatiana De Rosnay.

18 thoughts on “Sarah’s Key By Tatiana De Rosnay

  1. Naaaah samaaa banget sama aku Nis, lebih suka narasi sarah, dan agak kurang simpati sama Julia…endingnya juga aku kurang suka haha…tapi Zoe emang keren!!!!

    • annisaanggiana says:

      Iya, ending nya aku juga kurang sreg.. dan julia memang agal egois *menurutku loh* oiya aku juga kurang suka sama Bertrand, agak narsis sepertinya 🙂

  2. Iya, aku juga agak merasah “lhoooo….” gitu pas tau kisah dari sudut sarah nya abis, dilanjutkan lewat pencarian Julia. Ah tp krn saking hidupnya cerita ini,aku jadi berharap endingnya bisa berbeda, bukan ketemu si *sensor* tapi si *sensor* sendiri.. ah tau kan dua sensorku itu artinya apa :))

      • udaaah doong 😀

        Dalam versi film banyak bgt yg di bolak-balik mba. Contoh:
        Di buku: Si Michele inisiatif masuk ke lemari. Di Film: Sarah yg maksa Michele sembunyi
        Di buku: Temen jurnalis cewek si Julia berdarah italia (Eh, atau meksiko ya? Lupa) berambut hitam dan seksi. Di Film: Berambut pirang dan sangat Amerika

Leave a reply to astrid Cancel reply